Minggu, 21 Juni 2015

Tragedi Seusai Sahur

Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan. Selamat datang bulan yang suci bulan Ramadhan. Bulan yang paling dinanti-nantikan dan dirindukan oleh seluruh umat muslim di dunia. Bulan yang penuh dengan rahmat dan berkah. Tahun 2015 ini atau tahun 1436 H ini, bulan Ramadhan dimulai pada tanggal 18 Juni 2015 bertepatan pada hari Kamis. Alhamdulillah, senang rasanya bisa berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan, dengan penuh rasa syukur kita semua bisa berjumpa kembali entah sampai tahun berapa kita diberi umur untuk merasakan bulan yang suci ini.

Memasuki hari keempat bulan Ramadhan, aku dan keluargaku seperti biasa melakukan santap sahur di rumah. Jam 03.00, alarm alami di rumah kami berbunyi. Alarm alami? Yap, alarm itu adalah suara ibu. Suaranya memang tidak terlalu keras, namun cukup bisa mengganggu tidur kami yang nyenyak. Bangun pukul 03.00, lantas langsung makan dan minum secukupnya. Sama halnya dengan tahun lalu, aku lebih suka makan dan minum di dalam kamar sambil menonton variety show dari korea di laptop ungu kesayangan. Hari itu aku menonton the return of superman, acara yang menampilkan keseharian anak-anak. Pokoknya acaranya lucu, seru dan anak-anaknya pun menggemaskan.

Selesai menghabiskan makanan dan minuman, aku tetap berada di dalam kamar dan asyik menonton acara tersebut hingga menunggu waktu imsak dan subuh. Ketika adzan subuh berkumandang, laptop kumatikan dan aku beralih memainkan jemariku di layar handphone. Begitu adzan subuh selesai, tiba-tiba suatu tragedi yang membuat jantung berdegup lebih kencang dari biasanya terjadi. 

Terdengar suara gemuruh dari dalam rumahku. Seketika panik dan bingung. Menduga-duga pun aku lakukan. Suara apa itu? Apakah itu bencana alam? Atau ada maling masuk rumah? Atau eternit rumah runtuh? Atau ini atau itu? Semua hal-hal yang buruk sudah terbayangkan di benakku.

Suara itu begitu kencang dan berlangsung cukup lama, kurang lebih 3 menitan atau 5 menitan. Aku tidak langsung keluar kamar untuk memastikan apa yang terjadi. Aku masih mikir-mikir dulu takutnya kalau langsung keluar dan ternyata ada maling masuk kan ya bahaya gitu lho. Tapi, begitu suaranya muncul ibu yang waktu itu ada di sebelahku langsung keluar, terdengar juga suara pintu terbuka dari kamar bapak dan kedua masku. 

Otomatis aku ikut keluar kamar dan ternyata tragedi tersebut terjadi di dapur rumah kami. Apa yang terjadi? Mau tau banget po? Iyadeh aku ceritain. Jadi, ternyata lemari yang menempel ditembok atau yang digantung itu lho yang biasanya ada di atas meja dapur (tau nggak ya maksudku?) nah pokonya itulah ya. Lemari itu jatuh atau bahasa kerennya ambrol dan isinya yang berupa gelas kaca, mangkok, piring, cangkir dan berbagai macam barang yang sebagian besar merupakan warisan dari almarhum eyang turut berjatuhan dan PECAH, HANCUR, MUSNAH. Oke kembali ke topik. Jadi, dapur seketika berantakan macam kapal pecah. 

Tragedi itu bikin jantung deg-degan melebihi deg-degannya ketika mau ujian nasional. Pokoknya ngeri deh. Kami berlima (aku, mas Luin, mas Veri, Ibu dan Bapak) bergotong royong membersihkan pecahan-pecahan dan kotoran yang diakibatkan oleh tragedi tersebut. Aku yang merupakan anak paling kecil cuma bisa bantu yang kecil-kecil aja. Mungutin beling, misahin gelas gelas yang masih utuh, cari-cari plastik, cari-cari masalah *eh enggak deng bercanda. Sampai akhirnya jari kecilku ini kena beling sehingga tergores dan mengeluarkan tinta merahnya alias darah. Darah segar yang sukanya dicari sama ganteng-ganteng serigala itu lho. Oke, aku tau yang ini agak garing. Oke yaudahlah ya.

Oh iya, padahal 10 atau 15 menitan sebelum tragedi tejadi, aku adalah orang yang terakhir ke dapur untuk menaruh gelas, tapi sama sekali nggak ada tanda-tanda dari lelahnya lemari kami. Padahal rencananya ibu mau bikin ager-ager di dapur buat buka puasa nanti tapi karena males (katanya) jadi ya nggak jadi bikin dan malah tiduran di kamar. Mungkin kali ini "malas" sedikit membantu. Coba kalau tragedi tersebut terjadinya pas masih pada sahur atau pas aku lagi naruh gelas di dapur atau pas ibuku akhirnya bikin ager-ager di dapur kan ngeri. Alhamdulillah aku dan keluargaku masih dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Alhamdulillahirobilalamin Ya Allah.

Tidak masalah jika harta ini hilang yang penting nyawa keluargaku terselamatkan :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar