Sabtu, 27 Juni 2015

Semangat!


Tetap semangat dan jaga kekompakan selalu wahai keluarga baruku :3
xoxo

Halo Keluarga Baru

Assalammualaikum W. W.
Tahun ini alhamdulillahirobilalamin aku bertemu dengan orang-orang yang menjadi keluarga baruku, mereka adalah pengurus HMPS PG PAUD UAD 2015. Kami memang terbilang prodi paling muda, jumlah kami merupakan yang paling sedikit di antara jumlah prodi di FKIP sendiri, pengurus tahun ini dipenuhi dengan para pejuang perempuan (alias isinya perempuan semua nggak ada laki-lakinya) dan itu semua tidak menjadi halang rintangan bagi kami. Kami akan terus berjalan ke depan dengan sesekali berlari kecil untuk menumbuh kembangkan prodi kecil ini dengan penuh rasa semangat dan keceriaan. Teruslah menjadi perempuan super teman-temanku.

















 Di atas cuma sebagian foto-foto dari keluarga baruku dan juga ada beberapa pengurus yang tidak bisa hadir di acara-acara tersebut jadi nggak ada fotonya deh. Maaf yaaa

xoxo 
Wassalammualaikum W. W.



Kamis, 25 Juni 2015

To The Others




" Doing the right thing is always more difficult than doing the wrong thing. Thats why good people are great, because they overcome that difficulty. " #88LOVELIFE

Pelajaran untuk hari adalah kita tidak perlu terlalu memaksakan orang lain untuk menjadi seperti apa yang kita inginkan, karena sesuatu hal yang terlalu dipaksakan hanyalah membuang tenaga kita. Tanyakan dulu apa yang orang lain inginkan jika sejalan dengan apa yang kita inginkan maka bantulah orang tersebut untuk menggapainya. Melakukan hal-hal yang benar memanglah sulit, tapi orang yang mampu melakukan hal sulit tersebut adalah orang yang luar biasa hebat. Maka, jadilah orang hebat itu. Semangat selalu!

xoxo

Sandal Jepit

Masih cerita di bulan Ramadhan yang katanya semua setan itu dibelenggu. Cerita kali terjadi seusai sholat tarawih. Setiap bulan Ramadhan, aku dan ibu selalu melaksanakan sholat tarawih di masjid 'Selo' bacaannya beda ya sama kata 'Selo' yang berarti santai, e dan e nya itu beda nada. Ya, pokoknya begitulah yaa haha.

Biasanya kalau kita memasuki masjid, sandal yang kita pakai asal kita taruh dan tidak dirapihkan jadi kesannya semrawut gitu lho. Tapi, begitu aku keluar masjid tepatnya pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2015 tiba-tiba sandal yang biasanya berantakan menjadi luar biasa rapih dan siap untuk dipakai. Entah siapa yang berbaik hati merapikan sandal tersebut, tapi yang jelas siapapun itu semoga dirahmati oleh Allah SWT amin amin Ya Rabbal Alamin :)

Semoga setiap orang memiliki pemikiran yang sama dengan orang yang merapikan sandal tersebut.

Senin, 22 Juni 2015

Tradisi Buber Sana Buber Sini

Ramadhan identik dengan acara buka puasa bersama. Di keluarga, di pertemanan, di keorganisasian dan di lingkungan dimana kita berada pasti akan sibuk merencanakan buka bersama. Entah itu dalam anggota dengan jumlah yang banyak ataupun hanya berdua saja dengan sahabat atau dengan ehm teman dekat mungkin (?). Dengan dalih ingin memperat tali persaudaraan ataupun menyambung tali silaturahmi atau bahkan sembari menyelam minum air alias sembari buka bersama bisa sekalian reunian. 

Begitulah buka puasa bersama. Bahkan dalam satu hari kita bisa saja mendapat undangan untuk buka bersama di dua tempat sekaligus atau bahkan tiga tempat sekaligus. Iuran buber ini itu yang tanpa disadari menguras banyak sekali isi kantong. Kalau tidak berangkat dengan dalih tidak punya uang pasti akan dibilang "sekali-sekali kan jarang ketemu" yaa kurang lebih seperti itu. Tempat yang mewah atau tempat yang sederhana sebenarnya tidak menjadi masalah (iya, seharusnya) istilah jawanyanya "mangan ra mangan sek penting kumpul" artinya "makan nggak makan yang penting kumpul".

Buber dengan teman-teman memang sangat menyenangkan. Melepas rasa rindu akibat jarang bertemu juga mampu tersalurkan. Tapi... tahun ini rasanya berat sekali aku untuk bisa turut buber dengan teman-teman. Rasanya cuma ingin buka puasa di rumah bersama keluarga. Rasanya juga tidak mau jauh-jauh dengan mereka. Entah kenapa. 

Tapi, anak muda zaman sekarang rasanya kalau belum buber di luar belum afdol gitu lho. Kalau buber di luar kemungkinan kecil kita dapat ikut jamaah sholat taraweh di masjid, padahal kan bulan suci Ramadhan merupakan bulan dimana kita harus lebih giat dalam beribadah. Ya oke aku memang tidak setiap hari bisa ikut jamaah sholat taraweh di masjid, tapi toh aku selalu mengusahakannya. 

Buber sana buber sini. Merencanakannya memang sulit. Menentukan tempat dan waktu memang sulit. Mengumpulkan semua teman untuk turut serta memang sulit. Menyatukan banyak pendapat memang sulit. Tapi, jarang sering-sering aja ngadain buber karena keluarga kita butuh sosok hangat kita teman :) Jangan lupakan mereka.

xoxo

Minggu, 21 Juni 2015

Tragedi Seusai Sahur

Ahlan Wa Sahlan Ya Ramadhan. Selamat datang bulan yang suci bulan Ramadhan. Bulan yang paling dinanti-nantikan dan dirindukan oleh seluruh umat muslim di dunia. Bulan yang penuh dengan rahmat dan berkah. Tahun 2015 ini atau tahun 1436 H ini, bulan Ramadhan dimulai pada tanggal 18 Juni 2015 bertepatan pada hari Kamis. Alhamdulillah, senang rasanya bisa berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan, dengan penuh rasa syukur kita semua bisa berjumpa kembali entah sampai tahun berapa kita diberi umur untuk merasakan bulan yang suci ini.

Memasuki hari keempat bulan Ramadhan, aku dan keluargaku seperti biasa melakukan santap sahur di rumah. Jam 03.00, alarm alami di rumah kami berbunyi. Alarm alami? Yap, alarm itu adalah suara ibu. Suaranya memang tidak terlalu keras, namun cukup bisa mengganggu tidur kami yang nyenyak. Bangun pukul 03.00, lantas langsung makan dan minum secukupnya. Sama halnya dengan tahun lalu, aku lebih suka makan dan minum di dalam kamar sambil menonton variety show dari korea di laptop ungu kesayangan. Hari itu aku menonton the return of superman, acara yang menampilkan keseharian anak-anak. Pokoknya acaranya lucu, seru dan anak-anaknya pun menggemaskan.

Selesai menghabiskan makanan dan minuman, aku tetap berada di dalam kamar dan asyik menonton acara tersebut hingga menunggu waktu imsak dan subuh. Ketika adzan subuh berkumandang, laptop kumatikan dan aku beralih memainkan jemariku di layar handphone. Begitu adzan subuh selesai, tiba-tiba suatu tragedi yang membuat jantung berdegup lebih kencang dari biasanya terjadi. 

Terdengar suara gemuruh dari dalam rumahku. Seketika panik dan bingung. Menduga-duga pun aku lakukan. Suara apa itu? Apakah itu bencana alam? Atau ada maling masuk rumah? Atau eternit rumah runtuh? Atau ini atau itu? Semua hal-hal yang buruk sudah terbayangkan di benakku.

Suara itu begitu kencang dan berlangsung cukup lama, kurang lebih 3 menitan atau 5 menitan. Aku tidak langsung keluar kamar untuk memastikan apa yang terjadi. Aku masih mikir-mikir dulu takutnya kalau langsung keluar dan ternyata ada maling masuk kan ya bahaya gitu lho. Tapi, begitu suaranya muncul ibu yang waktu itu ada di sebelahku langsung keluar, terdengar juga suara pintu terbuka dari kamar bapak dan kedua masku. 

Otomatis aku ikut keluar kamar dan ternyata tragedi tersebut terjadi di dapur rumah kami. Apa yang terjadi? Mau tau banget po? Iyadeh aku ceritain. Jadi, ternyata lemari yang menempel ditembok atau yang digantung itu lho yang biasanya ada di atas meja dapur (tau nggak ya maksudku?) nah pokonya itulah ya. Lemari itu jatuh atau bahasa kerennya ambrol dan isinya yang berupa gelas kaca, mangkok, piring, cangkir dan berbagai macam barang yang sebagian besar merupakan warisan dari almarhum eyang turut berjatuhan dan PECAH, HANCUR, MUSNAH. Oke kembali ke topik. Jadi, dapur seketika berantakan macam kapal pecah. 

Tragedi itu bikin jantung deg-degan melebihi deg-degannya ketika mau ujian nasional. Pokoknya ngeri deh. Kami berlima (aku, mas Luin, mas Veri, Ibu dan Bapak) bergotong royong membersihkan pecahan-pecahan dan kotoran yang diakibatkan oleh tragedi tersebut. Aku yang merupakan anak paling kecil cuma bisa bantu yang kecil-kecil aja. Mungutin beling, misahin gelas gelas yang masih utuh, cari-cari plastik, cari-cari masalah *eh enggak deng bercanda. Sampai akhirnya jari kecilku ini kena beling sehingga tergores dan mengeluarkan tinta merahnya alias darah. Darah segar yang sukanya dicari sama ganteng-ganteng serigala itu lho. Oke, aku tau yang ini agak garing. Oke yaudahlah ya.

Oh iya, padahal 10 atau 15 menitan sebelum tragedi tejadi, aku adalah orang yang terakhir ke dapur untuk menaruh gelas, tapi sama sekali nggak ada tanda-tanda dari lelahnya lemari kami. Padahal rencananya ibu mau bikin ager-ager di dapur buat buka puasa nanti tapi karena males (katanya) jadi ya nggak jadi bikin dan malah tiduran di kamar. Mungkin kali ini "malas" sedikit membantu. Coba kalau tragedi tersebut terjadinya pas masih pada sahur atau pas aku lagi naruh gelas di dapur atau pas ibuku akhirnya bikin ager-ager di dapur kan ngeri. Alhamdulillah aku dan keluargaku masih dilindungi oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Alhamdulillahirobilalamin Ya Allah.

Tidak masalah jika harta ini hilang yang penting nyawa keluargaku terselamatkan :)